My Facebook

Feraz Ginanjar's Facebook profile

Senin, 08 Desember 2008

Urine Sapi dan Daun Mint Campuran Obat SARS?

BAGAIMANA supaya ekstrak urine sapi dicampur serutan tanduk banteng, daun mint, serta irisan melon dapat membantu mengobati penderita sindrom akut radang saluran pernapasan (SARS) sedang dipikirkan oleh ilmuwan di Provinsi Guangdong, China selatan. Menurut laporan harian The Asian Wall Street Journal, para dokter di pusat penyebaran SARS yang mematikan itu melaporkan keberhasilan mereka menangani pasien dengan ramuan tradisional yang dipadu dengan obat konvensional Barat. Di seantero wilayah Asia yang terjangkit SARS, ramuan tradisional China menawarkan solusi yang tidak ditemukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Ketika pakar medis sibuk mencari cara pengobatan konvensional untuk memerangi penyakit mematikan itu dan ahli kesehatan mengingatkan risiko pemakaian kombinasi anti-virus dan anti-steroid di beberapa wilayah di Hong Kong, ramuan herbal kuna tampaknya justru lebih memiliki daya tarik.
Pada kenyataannya, memang belum ada bukti ilmiah bahwa urine sapi yang dicampur almond atau jahe berkhasiat mematikan virus bandel seperti penyebab SARS.
Namun, banyak orang mengatakan tak ada salahnya mencoba ramuan tradisional, karena obat ini tidak menimbulkan rasa sakit. Bahkan, ada anggapan ramuan itu membantu meringankan penderitaan akibat gejala SARS.

"Saya percaya beberapa formula mungkin bekerja menyembuhkan gejala dan mungkin malah meningkatkan sistem kekebalan tubuh," kata Cheng Yung-chi, profesor Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Yale."Jika khasiat langsung antivirus yang menjadi perhatian, itu dapat diperdebatkan. Namun, selama itu bisa dijalankan secara hati-hati, tidak ada salahnya untuk dicoba," katanya pula. Argumentasi Profesor Cheng ini juga menjadi alasan pejabat kesehatan Hong Kong.

Komunitas medis yang berkiblat pada pengobatan Barat di bekas koloni Inggris itu minggu pertama Juni memperbolehkan pasien SARS memeroleh akses obat tradisional China setelah terlebih dulu menempuh pengobatan konvensional Barat. Para dokter mengatakan, beberapa ramuan herbal tersebut tidak dipergunakan lagi di rumah sakit Hong Kong sejak sebelum meletusnya Perang Dunia II karena dilarang pemerintah pendudukan Jepang yang menganggap obat tradisonal China tidak ilmiah. Pemberian akses pengobatan tradisonal merupakan langkah bagus, kata pejabat rumah sakit di Hong Kong. "Ini langkah terobosan," katanya pula. Gong Shusheng, profesor di Universitas Pengobatan Tradisional China Beijing, mengatakan terapi tradisional di Guang Dong sangat bagus. Pemakaian ramuan tradisional mampu menurunkan demam, memperbaiki gangguan pernapasan, dan menurunkan efek samping pengobatan Barat seperti pemberian hormon. Obat tradisional juga berguna untuk melawan penyakit.

Keberadaan cara pengobatan dengan ramuan China ini memang ironis. Di satu sisi, banyak bukti ramuan itu dapat meringankan gejala flu, misalnya, tapi di sisi lain sangat sedikit obat tradisional China yang telah dijadikan bahan kajian ilmiah yang digunakan dalam pengobatan Barat. Anggapan atas ketidakilmiahan obat tradisional itu tidak berhenti meski pelatihan pengobatan cara Barat sedang terfokus pada jamu sebagai alternatif jawaban. Universitas setempat menawarkan kepada pekerja medis di Hong Kong untuk menggunakan obat herbal. Lembaga Pengobatan China di Hong Kong dan Fakultas Pengobatan China Universitas Baptist Hong Kong menawarkan minuman herbal gratis kepada pekerja kesehatan untuk menangkal infeksi SARS. Minuman yang diberikan kepada 3.800 pekerja kesehatan itu berbahan dasar dua ramuan yang sudah terkenal lebih dari seribu tahun lalu. Substansi minuman itu ialah campuran dari dua obat antiinfluenza ditambah campuran lain seperti daun mulberry dan bunga seruni.

"Kami menggunakan jamu untuk mencoba menghambat penyakit pada stadium dini dan memperkuat daya tahan tubuh," kata Leung Ping-chung, ketua Yayasan Obat China. Para tabib China melihat SARS sebagai kondisi panas yang disebabkan oleh cuaca kering atau kelembaban musim semi. Jadi, jenis herbal yang diminumkan kepada pasien ialah yang bersifat mendinginkan. Di Guang Dong, jamu tradisional sangat efektif menurunkan demam dari 40 derajat Celsius ke temperatur normal dalam waktu dua hari, lebih cepat dari pengobatan konvensional Barat, kata Dr. Lin Lin, seperti disiarkan stasiun televisi China. Rumah sakitnya telah menangani lebih dari 100 pasien SARS dengan cara pemberian minuman tradisional ini. Saat ini telah banyak upaya untuk mengukuhkan obat tradisional China. Dr. Cheng dari Universitas Yale sedang menguji formula yang berasal dari empat herbal yang ditemukan 1.800 tahun lalu yang ia percayai mampu meringankan efek samping dari penggunaan obat kemoterapi untuk melawan kanker. "Jika Anda mengira ada banyak obat yang tak berguna, kemudian Anda mencoba menggambarkannya, atau sebaliknya, Anda justru harus memiliki pikiran yang terbuka," katanya. "Janganlah menjadi penolak, hal yang sangat umum dalam pengobatan."

Sampai saat ini, obat China masih memiliki jalan panjang sebelum mampu meyakinkan komunitas medis karena pada kenyataannya tak semua paramedis di kawasan Asia yakin akan pengobatan itu. Bahkan, di Singapura, yang nota bene didominasi etnis China, menteri kesehatan tidak menyarankan obat tradisional China sebagai pelengkap penanganan penyakit SARS. Meskipun demikian, banyak warga etnis China yang lebih memperhatikan nasihat nenek moyangnya dari pada omongan pejabat kesehatan.Sammy Ho, Direktur Wing Tak Hall, penjual produk ramuan China yang berbasis di Hong Kong, mengatakan penjualan obat tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh meningkat hingga 50 persen. Di Beijing, koran mempublikasi rekomendasi penggunaan herbal lokal sehingga bisnis obat warisan leluhur ini tumbuh pesat seiring dengan meningkatnya kekhawatiran masyarakat akan bahaya SARS. "Setiap hari, SARS menciptakan 10 jutawan baru," kata eksekutif perusahaan obat.

Tidak ada komentar:

 


Design by: Blogger XML Skins | Distributed by: Blogger Templates | Sponsored by Application Monitoring